Sabtu, 28 Desember 2013

Statistika & Analisis Data, Rumit tapi tak Berguna?


Ilmu statistika selama ini dianggap paling rumit, tapi di tanah air belum banyak dipakai untuk membantu bisnis. Kok begitu?

 Ya sebab data dianggap tidak banyak gunanya. Sebaliknya, data di pemerintahan sering dianggap sakral, bersifat rahasia, sehingga tidak boleh diketahui publik. Begitu menurut Dr. Asep Saefudin dari Departemen Statistika IPB dalam jumpa pers dalam rangka acara Statistika Ria ke-8 di Bogor tadi siang (27/9/2012).

Apa sih maksudnya? “Bisnis kita masih level-level rendah, tidak menggunakan knowledge-based. Padahal yang pakai analytic, perlu data dan perlu sekolah. (Nanti) bisa jadi teknopreneur, sciencepreneur. Data dimainkan dan tahu ke depannya harus bagaimana,” jelas Asep.

Namun belakangan ini analisis data sudah mulai dianggap penting, khususnya oleh pihak perbankan yang bersaing ketat. “Tidak bisa main feeling, harus analisis data. Tapi sayang data storage-nya lemah sehingga tidak bisa dianalisis,” tutur Asep. “70% data yang ada unstructured, sehingga tidak bisa dianalisis,” tambah Erwin Sukiato (Country Manager, SAS Indonesia).



Padahal sebenarnya ilmu statistik yang mendasari analisis data itu sangatlah berguna, khususnya dalam membantu mengambil keputusan bisnis. “Statistik bisa membantu kita mengambil keputusan bisnis,” kata Kristianus Yulianto (Consulting & Services Manager, SAS Indonesia).

“Statistik saja memang tidak cukup. Harus ada data mining untuk mencari penampakan atau insight, forecasting, text analysis yang menjadi penting di era big data, dan optimisasi,” jelas Kristianus. Yang juga perlu diperhatikan, data yang berbeda membutuhkan proses analisis yang berbeda.

Eh omong-omong apa sih SAS? SAS adalah perusahaan yang menawarkan software (statistik) analisis bisnis dan servis (konsultasi dan edukasi). SAS seringkali dianggap sebagai perusahaan riset karena produknya banyak dipakai untuk lab. Ditambah lagi, karena dimiliki perorangan, ia tidak ada dalam daftar NASDAQ.

Di Indonesia, SAS sudah dipasarkan sejak 10 tahun lalu. Awalnya software ini digunakan oleh Citibank, tetapi sekarang juga dipakai oleh kalangan komersial, pemerintahan, sektor publik, telekomunikasi, dan ritel. Salah satu produk SAS adalah Sentiment Analysis yang bisa melakukan analisis berdasarkan teks, yang diambil dari kicauan Twitter atau status Facebook.

sumber

Tidak ada komentar: