Selasa, 11 Maret 2014

Menangani Hasil Pengujian Hipotesis yang Tidak Signifikan (Bagian Pertama : Pengertian Signifikan)

Pengertian Signifikan

Kebanyakan dari kita selalu berharap bahwa riset yang sedang dilakukan akan memberikan hasil yang signifikan. Apakah harus begitu?


"Significant implies that it is not plausible that the research findings are due to chance" adalah definisi dari signifikan menurut Cramer dan Howitt (2006). Menurut mereka adalah tidak masuk akal jika hasil / temuan riset merupakan hal yang bersifat kebetulan. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa hipotesis nol (H0) yang menunjukkan misalnya tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan akan ditolak untuk kepentingan hipotesis alternatif (Ha atau H1)

Definisi lain mengatakan bahwa "Significant means probably true do not  to chance" (surveysystem.com). Ini berarti bahwa hasil riset yang signifikan berarti benar bukan karena kebetulan. Jika riset memberikan hasil yang signifikan; maka riset tersebut benar namun tidak harus berarti penting.


Pengujian signifikansi sebenarnya hanya merupakan sebagian kecil dari penilaian implikasi-implikasi dalam kajian tertentu. Oleh karena itu saat peneliti gagal memperoleh hasil yang signifikan maka sebaiknya peneliti melakukan kajian ulang metode-metode yang sudah digunakan saat ketentuan ukuran sampel sudah dipenuhi.

Lebih lanjut jika saat hipotesis dalam riset dianggap penting untuk kepentingan alasan-alasan teoritis maupun praktis; maka peneliti harus melakukan kajian ulang terhadap metode-metode yang sudah dipergunakan dalam riset.

Pada umumnya orang menggunakan tingkat signifikansi dalam bentuk persen, misalnya sebesar 5% atau 0,05 atau lebih kecil dari nilai tersebut untuk melakukan penolakan hipotesis nol (H0). Nilai ini mempunyai maksud bahwa adanya perbedaan atau hubungan antar variabel kelihatannya akan terjadi secara kebetulan 5 kali dari 100. Besaran probabilitas 0,05 ini secara historis merupakan pilihan secara arbitrer dan sudah diterima secara meluas dalam dunia riset.

Dalam praktik riset umumnya orang menggunakan kisaran nilai signifikansi / probabilitas atau alpha sebesar 1% (0,01) yang terkecil, 5% (0,05) atau 10% (0,1) yang terbesar. Hal ini tidak berarti kita tidak boleh menggunakan nilai-nilai di luar nilai kesepakatan tersebut.

Pertimbangan apa yang dipergunakan untuk menentukan tingkat signifikansi ini dalam riset tergantung dari besaran nilai tingkat keyakinan (confidence level) yang dipilih peneliti. Jika yang bersangkutan menginginkan tingkat keyakinan sebesar 99%, maka signifikansi akan sebesar 1%.

Jika yang bersangkutan menginginkan tingkat keyakinan sebesar 95%, maka signifikansi akan sebesar 5%. Jika yang bersangkutan menginginkan tingkat keyakinan sebesar 90%, maka signifikansi akan sebesar 10%.

Pertimbangan lain ialah berkaitan dengan ukuran sampel. Semakin kecil tingkat signifikansi maka peneliti akan membutuhkan data yang semakin besar. Sebaliknya semakin besar tingkat signifikansi maka peneliti akan membutuhkan data yang semakin kecil. Besaran ini dapat dihitung menggunakan rumus ataupun menggunakan tabel penentuan ukuran sampel.

Lalu apa maknanya jika hasil riset signifikan dengan ditolaknya H0? Signifikan di sini mempunyai maksud bahwa efek pada sampel yang digunakan dalam riset dikatakan secara statistik signifikan.

Jika pengujian hipotesis membuktikan H0 diterima, maka hasil riset menjadi tidak signifikan. Tidak signifikan di sini mempunyai makna bahwa efek pada sampel secara statistik tidak signifikan.

Bagian Kedua : Signifikansi + Bermakna dan Mengatasi Riset Tidak Signifikan

Sumber :
Sarwono, Jonathan. 2013. 12 Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi.PT. Elex Media Komputindo : Jakarta
Cramer, Duncan and Howitt, Denis. 2006. The Sage Dictionary of Statistics. Sage Publication : London

Tidak ada komentar: