Sebuah penelitian yang
bersifat kualitatif misalnya survey, selalu menggunakan instrumen berupa
angket atau kuesioner. Kuesiner yang digunakan tidaklah sembarangan,
harus baik dan relevan. Oleh karena itu, kuesioner yang baik dan relevan
harus memenuhi dua buah persyaratan, yaitu :
1. Valid
1. Valid
Diuji dengan menggunakan uji validitas
2. Reliabel
2. Reliabel
Diuji dengan menggunakan uji reliabilitas
1. Uji Validitas
Sebuah kuesioner yang
digunakan dalam penelitian harus valid. Arti valid disini yaitu mampu
menunjukkan samapi sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang
ingin diukur (mampu menjadi alat ukur objek penelitian). Misalnya,
meteran yang digunakan sebagai alat untuk mengukur panjang. Meteran
tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat.
Pada uji validitas ini, digunakan korelasi Product Moment Pearson (metode interkorelasi). Cara pengukurannya yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing item pertanyaan pada kuesioner dengan skor total kuesioner. Jika nilai koefisien korelasi positif dan lebih besar dari 0,3, maka item pertanyaan tersebut dianggap valid.
2. Uji Reliabilitas
Selain sebuah kuesioner harus
valid, kueioner juga harus reriabel. Arti dari reliabel di sini adalah
ajeg atau mempunyai presisi yang tinggi. Yaitu dimana suatu alat ukur
mampu menunjukkan sampai sejauh mana alat ukur tersebut dapat dipercaya
atau diandalkan. Misalnya, meteran akan valid jika digunakan untuk
mengukur panjang, tetapi tidak reliabel jika meteran tersebut terbuat
dari karet karena karet sifatnya elastis sehingga panjangnya bisa
berubah-ubah. Salah satu ukuran reliabilitas yang paling sering
digunakan adalah koefisien Alpha Cronbach. Cara pengukurannya adalah
seluruh item pertanyaan yang telah valid dimasukkan dan diukur koefisien
Alpha Cronbachnya. Jika nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,6, maka
kuesioner tersebut telah reliabel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar